PAKAIANMU BUKAN PENANDA KEIMANANMU
Oleh : Desti Vallejo
Saya bukan orang yang anti hijab atau cadar. Tapi saya juga bukan termasuk kelompok orang yg setuju bahwa kalau seseorang yang sydah berhijab atau bercadar itu sudah pasti mempunyai keimanan dan ketaqwaan yg lebih tinggi dubanding perempuan yang tidak berhijab atau tidak bercadar. Siapapun berhak menggunakan pakaian apapun dan siapapun tidak berhak meninggikan atau merendahkan bentuk pakaian apapun. Pemahaman saya tentang aurat yang harus ditutupi dalam agama Islam mungkin berbeda dengan beberapa orang lain. Menurut saya aurat utama yg mutlak yang harus dijaga oleh siapapun adalah HATI (pikiran), LISAN, dan PERILAKU. Manakala 3 hal tersebut dijaga dgn baik, saya meyakini bahwa perempuan bisa berpenampilan layak dan pantas dalam kondisi apapun dan sebaiknya laki" harus mampu menjaga pikiran, lisan dan perilakunya dalam melihat lawan jenisnya berbusana apapun. Karena saya memandang menghindari pemahaman agama yang hanya berdasarkan simbol" semata.Kalaupun orang lain memiliki pandangan yg berbeda dgn saya mengenai etika dan tata cara berbusana bagi perempuan, bagi syatidak ada masalah. Saya tidak hendak mempermasalhkan siapapun. Dan saya meyakini dalam agama apapun tidak ditabukan adanya perbedaan pemahaman asal masing" tidak merasa paling benar dan saling mempersalahkan.
Lagipula menurut saya tidak ada ketentuan berbusana Islam harus seperti apa. Nabi Muhammad SAW berbusana sorban atau gamis karena memang pakaian adat budaya Arab waktu itu meamng seperti itu. Bahkan Abu Lahab dan Abu Jahal yang merupakan musuh besar Islam pun berpakaian seruoa dengan nabi. Jadi menurut saya yang dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW adalah menghormati budaya setempat. Yang membedakan Nabi dengan Abu lahab adalah akhlak, lisan dan perilakunya.
Bagaimana dengan hijab atau cadar ? Sayapun berpendapat juga bukan busana muslimah. Karena dari sejarah yang kita baca, orang Yahudi Kuno, Kristen Ortodoks di Mesir juga menggunakan hijab atau cadar. Bahkan sampai detik inipun Biarawati Katolik di Indonesia jga menggunakan pakaian yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Lalu salahkah perempuan Indonesia yang memakai hijab atau cadar ? Sama sekali tidak salah itu hak privasi seseorang dalam berbusana. Tapi sekali lagi pilihan busana seseorang tidak berbanding lurus dengan moral dan keimanan seseorang. Para koruptor perempuan yang ditangkap KPK kebanyakan mereka berhijab, Hanum Rais, Ratna sarumpaet, Neno warisma juga berhijab. Tapi lihat kelakuan mereka, sama sekali tidak menunjukan sebagai oerempuan yang bermiral baik. Sebaliknya lihat nenek moyang kita atau pahlawan perempuan Indonesia seperti Tjuk nyak dhien, RA Kartini, Dewi sartika dll mereka tidak berjilbab, tapi apa yg mereka lakukan untuk bangsa dan negara ? Apakah ada yang berani mengatakan bahwa mereka belum mendapatkan hidayah ? Apakah ada juga yang berani mengatakan bahwa ilmu agama mereka lebih rendah dibandingkan Neno warisma dll ? Inti dari pesan yang saya tulis ini adalah silahkan anda berbusana sesuai pemahaman dan pilihan anda tapi jangan mencerca orang lain yg mempunyai pilihan yang berbeda. Dus artinya pilihan berbusana bukan penanda keimanan dan ketaqwaan seseorang. Karena keimanan dan ketaqwaan seseorang bersifat vertikal dan bersumber dari akhlak dan hati yang bersih penuh kedamaian dan toleransi, lisan yang halus tidak pernah mencaci maki dan perilaku yang baik sesama manusia serta taqwa kepada tuhan. "Berikan terlebih dahulu pakaian indah pada hatimu, lisan dan perilakumu bukan sekedar pakaian fisikmu. Niscaya engkau akan mendapatkan keindahan maknawi sebagai manusia yang beriman dan bertaqea kepada Tuhanmu".
Komentar
Posting Komentar